ISANAGARUDA.COM – Para mediator mengumumkan bahwa Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan pertempuran di Gaza mulai Minggu (12/01/2025), setelah konflik berlangsung selama 15 bulan.
Kesepakatan ini juga mencakup pertukaran puluhan sandera yang ditahan di Gaza dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Namun, hingga Selasa (14/01/2025), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum mengonfirmasi secara resmi bahwa kesepakatan tersebut telah final.
Jika terwujud, gencatan senjata ini dapat menjadi akhir dari perang paling mematikan dan merusak antara Israel dan Hamas.
Meski begitu, konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade tetap belum menemukan solusi.
Israel Meraih Banyak Kemenangan, Namun “Kemenangan Total” Masih Jauh
Israel mengklaim berbagai keberhasilan taktis dalam perang ini, termasuk eliminasi pemimpin utama Hamas serta serangan ke kelompok Hizbullah di Lebanon dan Iran, yang mendukung Hamas.
Namun, dua tujuan utama Israel tidak tercapai: Hamas masih bertahan meski melemah, dan sejumlah sandera yang ditangkap pada serangan 7 Oktober 2023 tewas di dalam penahanan.
Beberapa terbunuh oleh pasukan Israel secara tidak sengaja, sementara lainnya dieksekusi oleh Hamas saat pasukan mendekat.
Bagi rakyat Israel, pembebasan sandera adalah tanggung jawab suci, meskipun harus membayar harga mahal dengan membebaskan banyak militan yang dipenjara.
Kegagalan mencapai kesepakatan selama berbulan-bulan telah memicu perpecahan besar di dalam negeri.
Netanyahu, yang berjanji untuk meraih “kemenangan total” dan memulangkan semua sandera, menghadapi protes massal.
Discussion about this post