ISTANAGARUDA.COM – Jika Anda mengikuti perkembangan berita internasional, istilah “tarif” mungkin sudah terlalu sering terdengar.
Namun, tampaknya Anda akan mendengarnya lebih sering lagi. Pemerintah Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, telah resmi memberlakukan tarif sebesar 10% untuk semua produk yang diimpor dari China mulai Selasa lalu.
Kebijakan ini bisa menjadi pukulan berat bagi Apple, karena sebagian besar perangkat seperti iPhone, iPad, dan Mac diproduksi di China.
Dampak dari kebijakan ini terhadap harga perangkat Apple di pasar Amerika Serikat masih belum sepenuhnya jelas.
Dalam beberapa tahun terakhir, Apple telah mulai mengalihkan sebagian produksinya ke India. Bahkan, iPhone Pro kini telah mulai diproduksi di negara tersebut, bukan hanya model non-Pro seperti sebelumnya.
Apple juga telah memulai tahap awal produksi iPhone 17 di India, didukung oleh kebijakan pemerintah India yang menghapus bea impor untuk beberapa komponen utama smartphone.
Namun demikian, langkah Apple ini masih jauh dari cukup untuk menghindari dampak tarif baru.
Perusahaan asal Cupertino tersebut menargetkan untuk memindahkan sekitar 25% produksinya ke India hingga akhir tahun ini, yang berarti mayoritas perangkat Apple masih diproduksi di China dan kini harus menghadapi beban tarif tambahan sebesar 10%.
Apple memiliki beberapa opsi untuk menyiasati kenaikan biaya ini. Mereka bisa saja menanggung kenaikan biaya produksi dengan mengorbankan margin keuntungannya, mempertahankan harga produk agar tidak naik.
Discussion about this post