ISTANAGARUDA.COM – Dunia kripto kini menghadapi ancaman baru: kejahatan berbantuan kecerdasan buatan (AI).
Namun, sebuah penelitian terbaru dari Elliptic menunjukkan aktivitas jahat ini masih dalam tahap awal. Ini artinya, peluang untuk mencegahnya menjadi besar!
Penelitian ini mengidentifikasi lima jenis kejahatan berbasis AI yang perlu diwaspadai.
Salah satunya adalah penggunaan AI generatif untuk membuat scam kripto. Para pelaku kejahatan memanfaatkan teknologi ini untuk membuat deepfake tokoh terkenal, seperti Elon Musk, untuk mempromosikan penipuan.
Kasus serupa juga terjadi di Asia Tenggara, di mana deepfake Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan mantan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pernah digunakan untuk hal yang sama.
Selain itu, Elliptic menemukan peningkatan token kripto yang mengusung tema AI. Sebanyak 4.500 token dengan kata kunci seperti GPT, OpenAI, dan Bard terdaftar di BNB Smart Chain.
Menariknya, token dengan istilah GPT lebih mendominasi dibandingkan yang lainnya.
Ancaman lain yang disoroti adalah penggunaan AI oleh peretas yang didukung negara.
Laporan tersebut menyebut peretas Korea Utara, yang diduga bertanggung jawab atas 60 pencurian kripto senilai $3 miliar sejak 2017, kini tengah berupaya meningkatkan kemampuan mereka dengan AI.
Meski kejahatan berbasis AI mengkhawatirkan, kabar baiknya adalah hal ini masih bisa dicegah.
Elliptic merekomendasikan kolaborasi antara berbagai pihak, seperti penegak hukum, analis kripto, pengguna kripto dan AI, pengembang teknologi, serta regulator.
Discussion about this post