ABU Nawas mendapat undangan untuk sebuah jamuan makan malam. Ia datang lebih awal, sehigga dipersilahkan duduk di kursi bagian depan.
Beberapa saat kemudian, para undangan yang lain pun hadir dan langsung menempati kursi-kursi yang disediakan.
Kemudian menyusul para pejabat kerajaan yang datang dan langsung menuju kursi yang paling depan.
Akan tetapi, pejabat itu sangat terkejut karena kursi paling depan sudah diisi oleh Abu Nawas.
Mendapati kenyataan itu, pejabat tersebut langsung memprotes kepada panitia penyelenggara makan malam dengan keras.
“Kenapa saya yang lebih terhormat berada di belakang dan justru Abu Nawas itu berada di depan,” protes pejabat itu.
“Pertanyaan Bapak seharusnya ditanyakan langsung kepada Abu Nawas sendiri,” kata panitia.
Karena merasa dirinya disamakan dengan masyarakat yang lain, pejabat itu pun tidak terima.
Ia berjalan ke depan menuju Abu Nawas dan berbisik bahwa yang pantas duduk di kursi itu adalah dirinya yang merupakan pejabat kerajaan terhormat.
“Wahai Abu Nawas, kamu tidak pantas duduk di sini, karena kursi depan seharusnya diisi oleh pejabat seperti saya,” tegas pejabat itu dengan congkaknya.
Mendapatkan teguran yang merendahkan itu, Abu Nawas mulai angkat bicara. Maka terjadilah perdebatan sengit di antara mereka.
Cukup menghebohkan untuk semua yang hadir di acara tersebut.
“Saudara pejabat yang terhormat, pada kenyataannya Anda itu tidak lebih dari seorang pesulap,” kata Abu Nawas dengan suara cukup lantang.
“Wah, tidak bisa begitu, saya adalah pejabat kerajaan, bukan pesulap,”cetus pejabat.
Discussion about this post