ISTANAGARUDA.COM – Di tengah ancaman konflik yang membayangi kawasan Timur Tengah, harga bitcoin tetap bergerak di kisaran psikologis penting $100.000.
Namun, respons pasar yang tidak seperti biasanya justru mengundang berbagai komentar tajam dari para pendukung fanatik aset kripto ini.
Di saat ketidakpastian geopolitik biasanya memicu lonjakan harga, kali ini bitcoin justru menunjukkan ketenangan yang membingungkan. Apakah ini pertanda kekuatan sejati, atau awal dari sesuatu yang lebih besar?
Menjelang pukul 12 siang waktu Timur, Minggu 22 Juni 2025, harga bitcoin tercatat di level $99.199 per koin.
Lonjakan harga ini menyusul serangan udara Amerika Serikat ke wilayah Iran pada hari Sabtu, disusul kabar bahwa parlemen Iran telah menyetujui rencana untuk menutup Selat Hormuz pada hari berikutnya.
Dalam dua pekan terakhir, ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat, namun bitcoin belum menunjukkan peran sebagai aset perlindungan (safe haven) seperti yang diharapkan banyak pihak.
Namun para pendukung setia kripto melihat situasi ini hanya sebagai jeda sejenak dalam tren bullish jangka panjang.
Adrian Morris menyampaikan pesan menenangkan di X: “Semua orang, santai saja. Dalam siklus sebelumnya bitcoin sudah turun 20% pada titik ini. Kenyataan bahwa sekarang masih berada di sekitar $100K meski banyak kekacauan ini justru sangat menggembirakan.”
Di sisi lain, Pete Rizzo yang dikenal sebagai sejarawan Bitcoin tidak menahan kritiknya: “Jika Anda menjual aset pelindung nilai paling kuat dan paling netral secara politik di dunia karena gejolak politik, Anda pantas membeli kembali dengan harga lebih tinggi.”
Discussion about this post