Kedua, otomatisasi perutean data melalui smart contract. Terakhir, mendorong standarisasi data untuk mencegah fragmentasi di masa depan.
Dalam semua terobosan ini, CCIP milik Chainlink memegang peranan krusial sebagai solusi pengiriman data lintas-rantai.
Laporan DTCC menyebutkan: “Infrastruktur pasar utama dan bank-bank institusional seperti Swift, ANZ, dan banyak lainnya telah berhasil menggunakan Chainlink untuk menunjukkan bahwa lembaga keuangan dapat menggunakan infrastruktur dan standar pesan yang ada untuk berinteraksi dengan aset tokenisasi di seluruh blockchain melalui lapisan abstraksi blockchain CCIP.”
Token LINK Terbang! Para peneliti DTCC mencatat bahwa partisipan pilot Smart NAV merasakan manfaat seperti pengurangan proses manual dan potensi produk keuangan baru berbasis blockchain.
Menariknya, setelah laporan pilot project ini dipublikasikan pada 16 Mei lalu, nilai token asli ekosistem Chainlink (LINK) langsung melonjak.
Sepanjang minggu lalu, harga LINK naik 21% terhadap dolar AS, dengan lonjakan signifikan terjadi setelah peluncuran laporan.
Dengan kata lain, era baru reksa dana berbasis blockchain semakin dekat! Akankah Indonesia siap menyambut inovasi ini?(*)
Discussion about this post