ISTANAGARUDA.COM – Kenaikan harga emas yang menembus level bersejarah di atas US$4.000 per ons untuk pertama kalinya, diperkirakan bisa menjadi sinyal awal bagi lonjakan besar Bitcoin, menurut analis pasar global Ash Crypto.
Rekor baru ini memperpanjang kenaikan emas hingga 54% sejak awal tahun 2025, didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral dunia, arus masuk dana melalui ETF, serta pelemahan dolar AS yang berkelanjutan, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Para analis menilai, lonjakan emas ini erat kaitannya dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga berulang di Amerika Serikat sepanjang 2025, serta meningkatnya kekhawatiran geopolitik dan ekonomi di Jepang, Prancis, dan Washington.
Melalui unggahannya di platform X, Ash Crypto menulis bahwa nilai pasar emas “telah meningkat sekitar US$4,77 triliun hanya dalam 45 hari, hampir dua kali lipat dari kapitalisasi Bitcoin.”
Meskipun angka tersebut belum diverifikasi secara independen oleh lembaga resmi seperti World Gold Council, pernyataan itu mencerminkan besarnya arus likuiditas global yang sedang bergerak menuju aset keras.
The Fed dan Gelombang Likuiditas Baru
Data hasil pertemuan Federal Reserve bulan September menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap pelemahan pasar tenaga kerja AS dan meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga lebih dari satu kali tahun ini.
Pasar berjangka kini memprediksi 94% kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan 79% kemungkinan pemangkasan lagi pada Desember.
Ekspektasi tersebut membuat arus modal terus mengalir ke aset lindung nilai seperti emas dan Bitcoin.
Discussion about this post