Semua tamu undangan yang hadir menjadi tegang.
Sebagian dari mereka ada yang berdiri untuk menyaksikan pedebatan itu dan berharap Abu Nawas mampu melumpuhkan sang pejabat yang terkenal sombong itu.
“Sekalipun saya adalah pesulap, tapi ketika naik panggung, saya bisa bertindak sesuai janji. Saat saya berjanji mengubah sapu tangan menjadi kelinci, maka bim salabim, sapu tangan itu benar-benar berubah menjadi kelinci, “terang Abu Nawas.
Betapa Malunya Pejabat. “Maksudmu bagaimana? Apa hubungannya?” tanya pejabaat.
“Anda saya katakan sebagai pesulap yang gagal karena Anda tidak bisa mengubah semua itu. Lihatlah, ketika naik panggung, Anda berjanji akan merubah nasib rakyat kecil menjadi lebih baik. Tapi, setelah terpilih menjadi pejabat, keadaan rakyat kecil sama saja seperti sebelum Anda menduduki jabatan itu,” jelas Abu Nawas.
Mendapatkan perkataan demikian, pejabat itu hanya bisa diam seribu bahasa dengan perasaan malu banget.
Kepalanya pun hanya bisa tertunduk seakan tidak tahan dengan perkataan Abu Nawas yang telah memalukan dirinya di hadapan orang banyak.
“Nah, kalau begitu, mana yang lebih baik dan lebih pantas duduk di kursi paling depan,” tanya Abunawas denga penuh percaya diri.
Tanpa membalas sepatah kata pun, pejabat itu langsung kembali mundur, menempat kursi belakang dimana tempat dirinya duduk semula.(*)
Discussion about this post