“Awas kau Abu Nawas! Awas kau Abu Nawas!” gumam Baginda Raja.
Beberapa saat kemudian, Abu Nawas datang. Ia memberi senyum jenaka kepada Raja Harun Al Rasyid. Raja Harun Al Rasyid langsung memarahinya.
“Hai kau Abu Nawas, beraninya mengerjaiku. Aku tidak terima ini. Sesuai dengan kesepakatan kita bahwa aku akan menghukummu karena kau telah membohongiku. Mana ada telur unta, unta itu hewan yang melahirkan bukan bertelur,” kata Baginda Raja dengan geram.
“Tuan Raja benar sekali. Telur unta itu sebenarnya tidak ada. Unta hewan yang melahirkan bukan bertelur,” sahut Abu Nawas membenarkan pernyataan Rajanya.
“Lantas, mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu? Pokokya sekarang kamu harus dihukum, ” kata Baginda Raja.
“Tuggu dulu, Baginda. Sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya,” cegah Abu Nawas.
“Tanya apa?” kata Baginda Raja sudah tidak sabar.
“Bagaimana kondisi tubuh tuan raja hari ini?” tanya Abu Nawas.
“Kondisi badanku, aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemarin-kemarin. Semalam aku tirud sangat pulas. Suhu badanku pun sudah turun,” kata Baginda raja.
Sesaat kemudian, Baginda Raja pun terdiam sejenak. “Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku hilang, penyakitku hilang Abu Nawas,” seru Baginda amat gembira mendengar cerita Abu Nawas.
“Aku tahu perjalananku yang amat jauh kemarin telah membuat tubuhku yang tadinya jarang bergerak menjadi bergerak dan itu membuat aliran darahku yang semula beku menjadi lancar kembali Benar Abu Nawas, itu penyebabnya. Terima kasih Abu Nawas.” sahut Raja Harun Al Rasyid.
Discussion about this post