“Nama obat itu adalah telor unta. Tuan bisa mendapatkannya di kota Baghdad ini,” kata Abu Nawas.
“Syaratnya, Baginda raja harus mencari sendiri. Bukan dicari orang lain,” imbuh Abu Nawas.
Baginda Raja pun merasa bersemangat ingin segera mendapatkan telur unta itu.
“Hei Abu Nawas, awas jika kau bohong. Akan kuhukum kau!” seru Baginda Raja.
“Tuanku, carilah dulu telur unta itu. Jangan asal hukum saja,” sanggah Abu Nawas.
Keesokan harinya Baginda Raja berangkat dengan pengawalnya. Ia memakai baju rakyat biasa karena tidak ingin diketahui bahwa ia seorang raja.
Raja Harun Al Rasyid mengunjungi pasar-pasar yang ada di daerah Baghdad, tapi tidak ditemukan telur unta itu.
Raja Harun Al Rasyid tidak mau menyerah. Ia terus berjalan ke rumah-rumah warga tapi tetap saja ia tidak menemukan telur unta.
Semangat Raja Harun AI Rasyid ini sungguh kuat sekali, ia tidak peduli seberapa jauh jarak yang ia tempuh untuk mencari telur unta. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah hutan.
Raja terus berjalan tanpa menghiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan. Sambil menggerutu, ia tetap berpikir dimanakah telur unta itu berada.
“Awas kau Abu Nawas, kalau aku tidak menemukan teIur itu, akan kuhukum kau!” gerutu Baginda Raja.
“Pengawal bersiaplah menghukum Abu Nawas besok!” perintah Baginda Raja agak kesal.
“Siap Baginda. Tapi lebih baik kita pulang saja sekarang. Memang sepertinya kita tidak menemukan telur itu,” kata sang Pengawal yang sudah terlihat kelelehan.
Raja Harun Al Rasyid pun mempertimbangkan saran pengawalnya namun beberapa saat kemudian ia melihat seorang kakek yang sedang membawa ranting.
Discussion about this post