Maklum, Prabowo Subianto memang satu-satunya calon presiden yang masih memegang jabatan negara sampai saat ini.
Sebut saja misalnya, pada giliran tanya jawab, Prabowo menyoal arti dari pernyataan wakil presidennya dari Anies (Muhaimin Iskandar) yang mempertanyakan negara tidak dalam keadaan perang, sehingga untuk apa harus beli alat-alat perang.
Selanjutnya Prabowo mengklaim bahwa Anies Baswedan memegang data yang keliru. “Sekali lagi saya sampaikan bahwa data-data yang Bapak pegang keliru,” tegas Prabowo.
Atas pertanyaaan itu, Anies menjelaskan bahwa kebutuhan akan pertahanan harus sesuai dengan ancaman. Ancaman itu bukan hanya di batas-batas teritorial, tapi juga di dalam keluarga. Seperti ancaman penipuan online, peretasan, judi online dan ancaman-ancaman terorisme.
“Itu semua membutuhkan perhatian. Bukan memutuskan untuk belanja alutsista berdasarkan selera dan referensi masa lalu. Tapi harus mencerminkan kebutuhan masa depan,” kata Anies.
“Lalu Pak prabowo yang saya hormati, ini bukan soal pribadi. Ini soal negara, ini soal policy. Penjelasannya ya, di tempat ini, bukan di ruang-ruang tertutup yang tidak diketahui oleh publik. Justru kalau bapak ketahui datanya salah, tunjukkan di tempat ini. Sehingga publik bisa mengetahui, bukan di pertemuan-pertemuan lain yang tidak jelas dari mana kita bisa menilai akurasinya,” papar Anies Baswedan.
“Jadi menurut hemat kami, bila ada di antara kami yang faktanya keliru, bapak tunjukkan! Tapi kalau memang bapak tidak menunjukkan, berarti memang faktanya benar. Itulah kenyataan yang ada di lapanagan. Dan ini juga yang kami selalu gunakan. Kami gunakan fakta-fakta itu. Itulah sebabnya kami melihat penting sekali untuk kita tenang, dingin. Jangan emosional dalam menghadapi persoalan-persoalan kenegaraan, persoalan pertahanan,” kata Anies lagi.
Discussion about this post