Suasana kekeluargaan juga diakui Ketua Umum PGI, Jacky Manuputty, yang menilai dialog berlangsung hangat dan penuh keterbukaan.
“Kami sangat mengapresiasi undangan Presiden dan pertemuan ini berlangsung dalam suasana yang tidak formal, sangat guyub,” ujar Jacky.
Ia menambahkan bahwa pola pertemuan seperti ini perlu diterapkan hingga ke daerah-daerah, sehingga kebersamaan dan keguyuban masyarakat dapat semakin kuat.
Dalam sesi diskusi, berbagai isu krusial diangkat, mulai dari beban pajak, praktik korupsi, perilaku pejabat, hingga kenaikan tunjangan DPR.
Presiden menanggapi secara langsung, termasuk menegaskan komitmen untuk memperjuangkan RUU Perampasan Aset bersama DPR.
“Presiden berjanji untuk undang-undang perampasan aset, beliau akan sungguh-sungguh mengerjakan dan memperjuangkan itu bersama Dewan. Saya kira itu,” tegas Jacky.
Pertemuan kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin para tokoh lintas agama sesuai keyakinan masing-masing.
Momen ini menjadi simbol nyata bahwa perbedaan iman tidak memisahkan, melainkan memperkuat persatuan bangsa.
Silaturahmi tersebut sekaligus menegaskan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo yang terbuka, partisipatif, serta berpijak pada kebutuhan nyata rakyat.
Ke depan, pertemuan serupa akan digelar rutin sebagai sarana komunikasi, mempererat persaudaraan, dan menjaga keutuhan Indonesia di tengah tantangan zaman.(*)
Discussion about this post