Pada agenda keenam, pemerintah akan membangkitkan kembali kekuatan ekonomi rakyat melalui koperasi desa dan kelurahan Merah Putih.
Sebanyak 80 ribu koperasi akan dibentuk untuk mendekatkan akses sembako, logistik, pupuk, dan pembiayaan murah ke masyarakat akar rumput.
“Desa kita bangun, koperasi kita bangkitkan kembali, usaha mikro, kecil, dan menengah kita berdayakan serta ekonomi lokal kita tumbuhkan. Desa dan kelurahan akan menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan. Kita akan percepat pembangunan desa mandiri, Koperasi dan UMKM, dengan berlandaskan semangat gotong royong, tradisi kita, budaya, harus kita gunakan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan,” kata Presiden.
Di bidang pertahanan, agenda ketujuh menggarisbawahi pentingnya modernisasi alutsista, penguatan komponen cadangan, serta pemberdayaan industri pertahanan nasional.
Presiden juga menyuarakan pentingnya penguasaan sumber daya mineral strategis seperti rare earth demi kemandirian teknologi tinggi Indonesia.
Sebagai penutup, Presiden menyoroti program Danantara Indonesia—proyek hilirisasi senilai USD38 miliar dan pembangunan 3 juta rumah rakyat—sebagai motor percepatan investasi dan perluasan peran Indonesia di panggung global.
“Melalui Danantara Indonesia, kita perkuat investasi produktif dan mewujudkan Indonesia lebih kuat dalam rantai pasok dunia. Profesionalisme, kompetensi, dan integritas akan menjjadi pijakan, didukung tata kelola transparan dan akuntabel. Inilah momentum bagi Indonesia untuk menjadi disegani sebagai kekuatan ekonomi global,” tandasnya.(*)
Discussion about this post