ISTANAGARUDA.COM – Hampir 60 persen wisatawan Indonesia menggunakan Wi-Fi publik gratis saat bepergian, menurut riset terbaru oleh Saily, penyedia eSIM.
Meskipun ini cara mudah dan murah untuk tetap terhubung saat liburan, ada bahaya keamanan siber yang mengintai.
“Banyak masalah keamanan siber terkait Wi-Fi publik,” kata Vykintas Maknickas, kepala strategi produk di Nord Security. “Serangan ‘man-in-the-middle’, di mana penjahat bisa mengambil alih komunikasi antara perangkat Anda dengan jaringan Wi-Fi untuk mencuri data atau memasang malware, hanyalah salah satu contoh. Selain itu, ‘session hijacking’ – pencurian sesi login untuk mengakses akun Anda – juga bisa terjadi.”
Ancaman di Wi-Fi Publik:
Selain yang disebutkan di atas, peretas dapat menggunakan berbagai cara untuk menyalahgunakan Wi-Fi publik. Misalnya, mereka bisa membuat hotspot palsu yang menyerupai jaringan Wi-Fi asli. Saat Anda terhubung, peretas bisa mencuri data dari perangkat Anda.
Ada juga serangan “evil twin” – mirip dengan hotspot palsu, tetapi menggunakan nama jaringan yang sama dengan Wi-Fi publik asli, seperti di hotel atau kafe. Pengguna yang tidak sadar bisa terhubung ke jaringan “evil twin” dan membuat komunikasi mereka bisa disadap.
Terakhir, penjahat siber bisa menggunakan perangkat khusus untuk “mengendus” data yang dikirimkan melalui Wi-Fi publik – serangan ini disebut “sniffing.”
Aktivitas Online Saat Bepergian:
Riset Saily juga mengungkap perincian aktivitas online wisatawan Indonesia. Faktanya, sebagian besar menghabiskan waktu online yang cukup signifikan. Hanya sekitar seperempat yang online kurang dari 2 jam per hari.
Discussion about this post