ISTANAGARUDA.COM – Gejolak harga Bitcoin kembali menjadi sorotan setelah salah satu pejabat tinggi Federal Reserve memberikan sinyal kuat mengenai kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Ucapan ini sempat memicu lonjakan harga mata uang kripto, namun dampaknya tak bertahan lama. Apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana dunia melihat sinyal dari bank sentral Amerika Serikat ini?
Pernyataan bernada dovish dari Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, dalam wawancara dengan CNBC pada hari Jumat, menyulut harapan bahwa pemangkasan suku bunga bisa terjadi secepatnya bulan depan.
Pasar langsung merespons kabar tersebut secara positif, dengan harga Bitcoin sempat menembus angka $106.000.
Namun euforia itu cepat mereda, karena tidak lama kemudian harga Bitcoin turun kembali ke kisaran $104.000 saat berita ini ditulis.
Reaksi pasar saham pun bervariasi.
Indeks Dow Jones mencatat kenaikan tipis sebesar 0,16%.
Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,26% dan 0,64%.
Di pasar kripto, sentimen positif yang sempat muncul juga tak bertahan lama.
Setelah mencatat kenaikan awal sebesar 0,47%, pasar kripto justru melemah sebesar 0,13% pada saat yang sama.
Selama beberapa minggu terakhir, Presiden AS Donald Trump kerap melontarkan kritik tajam kepada Ketua The Fed, Jerome Powell.
Trump bahkan menyematkan julukan “Too Late” kepada Powell, sebagai sindiran bahwa langkah-langkah pemangkasan suku bunga terlalu lamban dilakukan.
Ia juga tidak segan menyebut Powell dengan kata-kata seperti “bodoh” dan “dungu” karena dinilai terlalu lambat merespons kondisi ekonomi.
Discussion about this post