Perangkat ini dirancang khusus untuk menjawab salah satu pertanyaan besar terkait neutrino: bagaimana urutan massa dari tiga jenis neutrino yang berubah-ubah saat bergerak melintasi ruang angkasa?
Menangkap perubahan kecil pada partikel yang sangat sulit dideteksi ini akan menjadi tantangan besar, menurut Kate Scholberg, seorang fisikawan dari Universitas Duke yang tidak terlibat dalam proyek ini.
“Ini adalah langkah yang sangat berani untuk mencoba mempelajari ini,” katanya.
Detektor di China ini dijadwalkan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun depan. Setelah itu, akan dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga para ilmuwan harus bersabar untuk mengungkap rahasia kehidupan neutrino.
Sementara itu, dua detektor neutrino lainnya — Hyper-Kamiokande di Jepang dan Deep Underground Neutrino Experiment di Amerika Serikat — diperkirakan akan mulai beroperasi masing-masing pada tahun 2027 dan 2031.
Kedua detektor ini akan memverifikasi hasil penelitian China menggunakan pendekatan yang berbeda.
“Pada akhirnya, kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat dasar fisika,” ujar Wang Yifang, ilmuwan utama sekaligus manajer proyek detektor di China.
Menyingkap Asal-Usul Alam Semesta
Meski neutrino hampir tidak berinteraksi dengan partikel lain, partikel ini telah ada sejak awal waktu.
Penelitian tentang partikel sisa dari Big Bang ini dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana alam semesta berkembang dan meluas miliaran tahun yang lalu.
“Neutrino adalah bagian dari gambaran besar,” kata Scholberg.















































Discussion about this post