ISTANAGARUDA.COM – Kecerdasan buatan (AI) diperkirakan mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan di sektor perbankan.
Namun, menurut para panelis dalam konferensi Reuters Next di New York, hingga saat ini, menghasilkan keuntungan langsung dari teknologi ini masih menjadi tantangan besar.
Bank-bank besar telah menerapkan AI dalam berbagai layanan seperti asisten virtual untuk nasabah, alat pendukung untuk karyawan di bidang sumber daya manusia, manajemen risiko, kepatuhan, hingga keuangan.
Selain itu, mereka juga berupaya mengembangkan produk di sektor manajemen kekayaan.
CEO Goldman Sachs, David Solomon, dalam konferensi Reuters pada hari Selasa, mengungkapkan bahwa penggunaan machine learning dan AI dapat meningkatkan produktivitas di beberapa area, termasuk pengkodean.
“Kami memiliki 11.000 insinyur yang melakukan banyak pekerjaan pengkodean. Jika kami bisa meningkatkan produktivitas mereka sebesar 20 hingga 30% dengan menggunakan alat ini, itu akan menjadi dorongan besar bagi kami,” kata Solomon.
BNY Mellon juga menginvestasikan teknologi AI, sebagaimana disampaikan oleh CEO Robin Vince.
“Kami memiliki ribuan karyawan yang kini dapat membangun dan menggunakan agen AI untuk membantu tugas harian mereka,” ujar Vince.
Namun demikian, AI belum secara langsung mendatangkan pendapatan bagi perusahaan keuangan.
Menurut Chief AI and Data Officer BMO Financial Group, Kristin Milchanowski, bank-bank masih perlu mendefinisikan dengan jelas kasus penggunaan teknologi ini.
“Hype seputar AI membawa perhatian positif ke bidang ini. Saya menjadi Chief AI Officer karena adanya hype tersebut,” ujar Milchanowski, yang diangkat sebagai kepala AI di BMO, salah satu bank terbesar di Kanada, pada bulan Oktober.
Discussion about this post