ISTANAGARUDA.COM – Dua satelit canggih milik Eropa berhasil meluncur ke orbit dengan misi revolusioner – menciptakan gerhana matahari buatan melalui teknologi formasi satelit yang canggih.
Peluncuran dilakukan dari India, membuka babak baru dalam eksplorasi antariksa.
Misi bernilai 210 juta dolar ini memungkinkan gerhana buatan berlangsung selama enam jam, jauh lebih lama dibandingkan gerhana alami yang hanya berlangsung beberapa menit.
Keistimewaan teknologi ini terletak pada presisi yang menakjubkan, bahkan hingga ketebalan kuku jari.
“Hal ini memiliki relevansi ilmiah yang sangat besar,” ujar Dietmar Pilz, direktur teknologi dan teknik European Space Agency. Kedua satelit kubus berukuran kurang dari 5 kaki ini akan bergerak otonom menggunakan GPS, pelacak bintang, laser, dan tautan radio untuk mempertahankan posisinya.
Para ilmuwan sangat antusias karena misi ini memungkinkan mereka mengamati korona matahari secara detail.
Mereka ingin memecahkan misteri mengapa korona lebih panas daripada permukaan matahari dan memahami lebih dalam tentang erupsi massa korona yang dapat mengganggu komunikasi dan sistem listrik di Bumi.
“Kami adalah tim sains yang sangat bahagia,” ungkap Joe Zender, ilmuwan misi tersebut. Satelit akan mengitari Bumi selama hampir 20 jam dalam orbit yang tidak simetris, dengan enam jam di antaranya digunakan untuk menciptakan gerhana buatan.
Dengan target setidaknya 1.000 jam “totality on demand” selama dua tahun operasi, misi Proba-3 ini diharapkan memberikan terobosan baru dalam pemahaman manusia tentang matahari.
Discussion about this post