ISTANAGARUDA.COM – CEO Ripple, Brad Garlinghouse, baru-baru ini mengungkapkan bahwa CitiBank menutup akunnya, sebuah institusi keuangan yang telah ia gunakan selama 25 tahun.
Dalam pernyataannya, Garlinghouse menjelaskan bahwa CitiBank menyebut keterlibatannya dalam industri kripto sebagai alasan penutupan, dengan alasan risiko regulasi yang ingin dihindari bank tersebut.
Ia pun mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Biden, yang menurutnya memperberat langkah para pemimpin kripto di Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan CNBC, Garlinghouse menganggap langkah CitiBank sebagai bentuk “permusuhan” terhadap industri kripto dan menilai tindakan ini ilegal.
Ia juga menyampaikan kekesalannya atas tindakan SEC, Departemen Keuangan AS, dan Office of the Comptroller of the Currency (OCC), yang ia anggap sangat tidak mendukung perkembangan kripto.
Selain itu, Garlinghouse secara khusus mengkritik Ketua SEC, Gary Gensler, yang menurutnya memimpin kampanye agresif untuk menghambat sektor kripto.
Tantangan yang dihadapi para pemimpin kripto untuk tetap memiliki hubungan dengan bank konvensional semakin menunjukkan tekanan yang muncul dari kebijakan regulator.
Meski kecewa, Garlinghouse optimistis akan adanya perubahan dalam kebijakan kripto di AS, terutama setelah pemilihan presiden mendatang.
“Saya yakin, apapun hasil pemilu nanti, kita akan melihat adanya reset kebijakan,” ujar Garlinghouse.
Namun, di tengah kritik terhadap kebijakan pemerintah, Ripple justru memancing kontroversi di kalangan komunitas kripto karena kontribusi politiknya.
Discussion about this post