Tantangan Adalah Sesuatu Yang Subjektif
Ini juga berlaku dalam genre platformer. Saya belum menamatkan Hollow Knight, meskipun saya menyukai game bertipe Metroidvania, karena saya mudah frustrasi dengan pertempuran bos yang sangat sulit.
Menghafal pola serangan, kemudian memblokir, menghindar, dan menyerang balik pada waktu yang tepat adalah sesuatu yang tidak pernah saya kuasai. Tetapi, jika harus menghafal kapan harus melompat, melakukan lompatan ganda, seberapa jauh air dash, dan di mana harus melayang, saya bisa mempelajarinya dengan mudah.
Saya bertanya-tanya, mengapa bisa begitu? Di satu sisi, mungkin itu karena bakat alami. Namun di sisi lain, saya sudah bermain game platformer sejak saya bisa berjalan.
Saya mungkin tidak melangkah jauh di game seperti Ristar, Super Mario Land, atau The Lion King sewaktu kecil karena tidak ada fitur save, tetapi karena mulai bermain sejak dini, bergerak di dunia lari-dan-lompat terasa alami bagi saya.

Artinya, saya punya kepercayaan diri yang berbeda saat menghadapi tantangan platformer dibandingkan saat melawan bos di game seperti Dark Souls.
Saat bertemu bos yang sulit, saya tahu mungkin saya bisa mengalahkannya, tetapi itu akan memakan waktu lama dan penuh frustrasi. Namun, dalam menghadapi tantangan platformer yang paling presisi sekalipun, saya yakin bisa menyelesaikannya dengan cepat.
Kepercayaan diri ini menjadi perbedaan terbesar. Ada kutipan dari Henry Ford, “Baik Anda berpikir bisa atau tidak bisa, Anda benar.” Ini memang sederhana, tapi dalam konteks video game, pernyataan tersebut sangat relevan.
Discussion about this post