ISTANAGARUDA.COM – Komunitas kripto tengah dihebohkan dengan langkah pemerintah Jerman yang baru saja menjual 400 Bitcoin (BTC). Penjualan ini memicu pertanyaan dan kritik terkait strategi dan waktu yang dipilih.
Transaksi ini melibatkan pengiriman 100 BTC ke Kraken dan Coinbase, disusul 200 BTC ke Bitstamp. Menariknya, 1.100 BTC lainnya dikirim ke dompet misterius bernama “139Po”.
Langkah ini menyusul penjualan besar sebelumnya, yaitu 1.700 BTC senilai $110 juta. Meski demikian, dompet pemerintah Jerman masih menyimpan sekitar 44.692 BTC, bernilai sekitar $2.8 miliar.
Warga platform X ramai mengkritik aksi ini. Salah satu pengguna berkomentar bahwa pemerintah gagal meningkatkan PDB namun justru menjual aset kripto mereka, menyebutnya “strategi mengerikan”.
Penjualan ini berdampak langsung pada harga Bitcoin. Dalam dua jam terakhir, BTC anjlok dari $63.200 menjadi $62.800. Kondisi ini memperparah penurunan Bitcoin yang sudah terjadi sejak musim panas, dengan penurunan lebih dari 14% sejak rekor tertinggi $73.750.07 di Maret.
Beberapa faktor lain turut menekan harga Bitcoin, seperti potensi likuidasi oleh kreditur produk Earn dari bursa kripto Gemini. Pencairan aset digital senilai $2.18 miliar pada 29 Mei lalu diduga menjadi pemicu penurunan awal.
Situasi diperburuk dengan berita pembayaran oleh bursa Bitcoin bangkrut Mt. Gox. Rencana distribusi $9 miliar BTC ke ribuan pengguna mulai Juli nanti dikhawatirkan analis JPMorgan sebagai “risiko penurunan” harga Bitcoin sepanjang Juli.
Meski demikian, analis Ansem memperkirakan pergerakan harga Bitcoin dan Solana akan cenderung datar sepanjang musim panas 2024. Akankah aksi jual pemerintah Jerman menjadi pukulan telak bagi kripto? Para ahli memprediksi Bitcoin akan kembali menguat mulai Agustus mendatang.(*)

















































Discussion about this post