ISTANAGARUDA.COM – Komunitas kripto Indonesia tengah menanti kehadiran Ethereum (ETH) ETF di bursa Amerika Serikat.
Namun, analis dari Bernstein memperkirakan permintaan investor terhadap produk ini akan lebih rendah dibandingkan Bitcoin ETF.
Ada dua faktor utama yang mendasari prediksi tersebut. Pertama, absennya fitur staking ETH dalam ETF. Ini membuat perputaran Ethereum spot diprediksi lebih sedikit dibandingkan Bitcoin.
Kedua, keunggulan Bitcoin sebagai pelopor aset kripto dinilai berpotensi mendominasi permintaan keseluruhan terhadap ETF kripto.
Laporan terbaru dari Bernstein, yang ditulis oleh Gautam Chhugani dan Mahika Sapra, menyebutkan bahwa kurangnya fitur staking ETH dapat mengurangi konversi Ethereum spot.
Kendati demikian, mereka optimistis strategi “basis trade” akan semakin diminati investor seiring berjalannya waktu.
Strategi “basis trade” melibatkan pembelian spot ETF secara bersamaan dengan penjualan kontrak futures. Investor berharap harga keduanya akan konvergen, sehingga menghasilkan keuntungan.
Strategi ini diyakini dapat menjaga likuiditas pasar ETF.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh raksasa keuangan JPMorgan pada bulan lalu. Mereka memperkirakan permintaan terhadap ETH ETF akan jauh lebih rendah dibandingkan Bitcoin ETF.
Hal ini disebabkan oleh keunggulan Bitcoin sebagai pelopor dan potensinya untuk mendominasi permintaan keseluruhan terhadap ETF kripto.
Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat telah memberikan persetujuan awal untuk Ethereum spot ETF pada bulan lalu.
Discussion about this post