ISTANAGARUDA.COM – Dunia kripto kembali diramaikan dengan berita kolaborasi Ripple dan 10 pemerintah global untuk mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital bank sentral.
CEO Ripple, Brad Garlinghouse, mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah wawancara yang kembali viral di media sosial.
Dalam wawancara berjudul “Disrupt or Enable: Materializing the Internet of Value” yang digelar pada 19 Oktober 2023 lalu, Garlinghouse menjelaskan, “Ripple telah berinvestasi dan bekerja sama dengan sekitar 10 pemerintah berbeda di seluruh dunia untuk membuat CBDC. CBDC pada dasarnya adalah stablecoin yang diterbitkan oleh pemerintah.”
Keterlibatan Ripple dalam pengembangan CBDC menandakan potensi besar teknologi blockchain untuk masa depan sistem keuangan global. Ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dalam adopsi CBDC.
Menariknya, Ripple baru-baru ini meluncurkan Ripple USD (RLUSD), sebuah stablecoin bernilai 1:1 dolar AS yang diklaim menawarkan transparansi dan stabilitas di jaringan XRP Ledger dan Ethereum. Peluncuran RLUSD diyakini akan terjadi sebelum akhir tahun ini.
Selain membahas CBDC, Garlinghouse turut angkat bicara soal kemenangan Ripple dalam kasus hukum melawan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).
Kemenangan ini dinilai sebagai tantangan terhadap pendekatan regulasi SEC dan membuka jalan bagi ekspansi global Ripple ke wilayah dengan kerangka regulasi yang jelas.
Perlu dicatat, Ripple berbeda dengan aset kripto XRP. Garlinghouse juga menekankan akuisisi Metaco oleh Ripple untuk memperluas solusi layanan penyimpanan aset digital (custody).
Discussion about this post