ISTANAGARUDA.COM – Komunitas kripto Indonesia bersiap menghadapi potensi kekecewaan. Raksasa keuangan JPMorgan memprediksi reaksi negatif pasar terhadap kehadiran Ethereum ETF (Exchange Traded Funds) yang baru.
Tak hanya itu, mereka juga memperkirakan permintaan terhadap Ethereum ETF akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan Bitcoin ETF.
JPMorgan, melalui analis yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou, menjelaskan prediksi tersebut dalam sebuah laporan. Mereka menyebut antusiasme terhadap Ethereum ETF mungkin terlalu berlebihan.
“Reaksi awal pasar terhadap peluncuran spot Ethereum ETF kemungkinan negatif,” ungkap laporan tersebut. “Kami percaya permintaan terhadap Ethereum ETF akan menjadi sebagian kecil dari permintaan yang terjadi pada spot Bitcoin ETF.”
Para analis JPMorgan pun memaparkan alasan di balik pandangan hati-hati mereka. Menurut mereka, Bitcoin memiliki “keuntungan sebagai yang pertama hadir” (first mover advantage) dan peristiwa halving baru-baru ini menjadi katalis permintaan yang signifikan untuk BTC ETF, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Ethereum.
Mekanisme proof-of-stake Ethereum, lanjut laporan tersebut, tidak memberikan dorongan permintaan yang sebanding. Halving Bitcoin “bertindak sebagai katalis permintaan tambahan untuk spot Bitcoin ETF.”
Selain itu, mereka juga mencatat bahwa pengecualian staking dari pengajuan spot Ethereum ETF membuat instrumen tersebut “kurang menarik dibandingkan dengan platform yang menawarkan hasil staking.”
Status Bitcoin sebagai pesaing emas dalam alokasi portofolio semakin meningkatkan permintaannya dibanding Ethereum, yang umumnya dilihat sebagai token untuk aplikasi.
Discussion about this post