ISTANAGARUDA.COM – Di tengah kekacauan geopolitik dan sanksi ketat Amerika Serikat, Tether (USDT) muncul sebagai pahlawan tak terduga bagi para produsen logam Rusia.
Dolar digital ini memungkinkan mereka untuk bertransaksi dengan mitra China dengan cepat, murah, dan aman, menghindari hambatan yang ditimbulkan oleh sanksi.
Transaksi Kilat dan Murah: Dua produsen logam terbesar Rusia, yang tak terkena sanksi, diam-diam menggunakan USDT untuk transaksi lintas batas. Alasannya? Transaksi USDT jauh lebih cepat (5-15 detik) dan murah (hanya beberapa sen dolar) dibandingkan metode tradisional.
Skema Tradisional Berisiko: Para eksekutif perusahaan logam Rusia mengonfirmasi penggunaan USDT, bahkan sebagian transaksinya dialihkan melalui Hong Kong. Alasannya? Alternatif seperti SWIFT dan transfer bank terbukti lamban, berisiko, dan berpotensi membuat rekening bank dibekukan.
Pakar Kripto: USDT Andal dan Terbukti
Ivan Kozlov, pakar mata uang digital, menekankan keefektifan USDT. “Transaksi USDT cepat, murah, dan aman. Eksportir yang menyimpan aset dalam USDT akan sangat diuntungkan,” jelasnya.
Kripto: Solusi Baru Transaksi Global?
Kozlov berpendapat, penggunaan kripto dan stablecoin untuk pembayaran lintas batas menjadi tren baru, terutama di negara-negara dengan kontrol modal dan masalah likuiditas dolar.
Tren ini tak hanya terjadi di perdagangan komoditas, namun juga mencerminkan perubahan besar dalam transaksi global di tengah regulasi keuangan yang ketat.
Ironi: Rusia Ingin Batasi Kripto?
Di sisi lain, regulator Rusia berencana melarang penggunaan kripto untuk mempertahankan dominasi Rubel. Hanya aset digital yang diterbitkan di Rusia yang akan diizinkan mulai September 2024.
Discussion about this post