ISTANAGARUDA.COM – Para raksasa keuangan ternama seperti JP Morgan, Citi, Wells Fargo, Visa, dan Mastercard bersiap menguji jaringan baru untuk penyelesaian transaksi aset tokenisasi yang teregulasi.
Jaringan ini akan memanfaatkan teknologi blockchain dengan mekanisme shared ledger.
Uji coba ini menandakan geliat di sektor keuangan tradisional terkait kripto. Apalagi, kekhawatiran terhadap masa depan dolar AS sebagai mata uang global terus meningkat. Seperti yang disuarakan Elon Musk, CEO Tesla, dolar AS berpotensi mengalami kehancuran.
Akibatnya, eksplorasi tokenisasi aset oleh para pemain besar Wall Street menjadi langkah strategis. Citi memprediksi tokenisasi aset bisa menjadi pasar bernilai $5 triliun pada 2030.
Colin Butler, kepala global modal institusi di Polygon, melihat langkah ini sebagai sinyal adopsi massal kripto oleh institusi. Ia menyebutnya sebagai “five-yard-line” untuk adopsi institusi secara besar-besaran.
Menurutnya, uji coba terbaru ini “lebih signifikan secara bertahap” dibanding proyek sebelumnya seperti blockchain privat Onyx milik JP Morgan dan unified ledger yang diperkenalkan Bank for International Settlements (BIS) tahun lalu.
Raj Dhamodharan, wakil presiden eksekutif untuk blockchain dan kripto di Mastercard, menekankan pentingnya kolaborasi dalam eksplorasi blockchain.
Ia berpendapat bahwa kerja sama antara sektor publik dan privat perlu ditingkatkan untuk menemukan solusi blockchain terhadap permasalahan nyata dan meningkatkan efisiensi.
Pandangan Dhamodharan selaras dengan pernyataan Larry Fink, CEO BlackRock, yang menyebut tokenisasi aset sebagai “generasi selanjutnya bagi pasar keuangan.”
Discussion about this post