Sementara itu, pengumuman kesepakatan gencatan senjata yang menjadi bagian dari rencana perdamaian Gaza oleh Presiden Donald Trump sempat menurunkan tensi geopolitik dan memicu aksi ambil untung di pasar emas, setelah logam mulia itu menyentuh rekor tertingginya di US$4.059,05 per ons.
Ash Crypto: “Ketika Emas Mencapai Puncak, Bitcoin Akan Meledak”
Menurut Ash Crypto, ketika harga emas mencapai titik jenuh, arus likuiditas global akan beralih ke Bitcoin sebagai aset berikutnya dalam siklus makro yang sama.
“Begitu emas mencapai puncaknya, kita akan melihat likuiditas mengalir ke Bitcoin,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa potensi kenaikan Bitcoin dengan risiko yang terukur menjadikannya tujuan logis bagi modal yang keluar dari pasar emas yang sudah terlalu mahal.
“Lonjakan berikutnya di Bitcoin akan membuat semua orang terkejut,” lanjutnya.
Kondisi Makro Global Menguntungkan Bitcoin
Harga Bitcoin saat ini diperdagangkan di kisaran US$122.000, hanya sedikit di bawah rekor tertingginya di US$126.000 yang tercapai awal pekan ini.
Data dari CryptoQuant mencatat bahwa total open interest di bursa Binance turun 7,9% dari rekor US$15,07 miliar, menandakan adanya aksi ambil untung dan penurunan leverage pasca reli besar Bitcoin.
Data yang sama menunjukkan bahwa Indeks Dolar (DXY) telah berada di bawah rata-rata tahunannya selama 220 hari berturut-turut. Dalam periode yang sama, harga Bitcoin melonjak dari US$86.000 menjadi lebih dari US$125.000.
Penurunan kepercayaan terhadap dolar AS, ditambah tekanan inflasi struktural dan defisit fiskal di berbagai ekonomi utama dunia, terus mendorong investor untuk mencari aset alternatif yang lebih tahan terhadap gejolak pasar — dan Bitcoin kini menjadi pilihan utama.(*)
Discussion about this post