Selain itu, berbagai pertanyaan mengenai tata kelola WLFI masih menggantung.
Distribusi token presale, jadwal pelepasan token baru, serta isu transparansi internal menjadi sorotan yang bisa memengaruhi kepercayaan investor.
Kontroversi juga sempat mencuat setelah pendiri TRON, Justin Sun, yang dikenal sebagai pendukung awal WLFI, mengaku sebagian tokennya sempat dibekukan.
Di sisi lain, WLFI juga menggencarkan ekspansi melalui kemitraan dan daftar bursa baru.
Langkah besar terjadi ketika token ini resmi masuk ke Robinhood, yang diyakini dapat memperluas basis investor ritel dan menambah likuiditas pasar.
Fenomena WLFI ini mencerminkan tren yang semakin populer di dunia kripto, di mana banyak proyek baru menggunakan strategi deflasi seperti buyback dan burn untuk menjaga nilai token mereka tetap menarik di masa volatilitas tinggi.
Meski demikian, sejarah membuktikan bahwa banyak proyek serupa gagal mencapai tujuan karena pendapatan biaya tidak sebesar perkiraan.
Pertanyaan pun muncul, apakah WLFI akan berhasil menembus tantangan atau justru bernasib sama dengan proyek lain yang tersendat di tengah jalan?(*)

















































Discussion about this post