Pada bulan Juni, Bessent memperkirakan secara konservatif bahwa permintaan stablecoin terhadap surat utang pemerintah bisa mencapai $2 triliun.
Dalam skenario paling optimistis, jumlah ini bahkan bisa menembus $3,7 triliun sebelum dekade ini berakhir.
Sebagai perbandingan, Tether (USDT) saat ini telah memegang lebih dari $100 miliar dalam bentuk Treasury bills.
Angka ini menempatkan Tether di posisi teratas sebagai pembeli surat utang terbesar dari sektor non-pemerintah secara global.
Bessent juga menyoroti peran stablecoin dalam menjaga kekuatan dolar di panggung internasional.
Dengan menjadikan dolar lebih mudah diakses untuk berbagai keperluan finansial global, stablecoin bisa memperkuat posisi mata uang tersebut di tengah persaingan ekonomi dunia.
Permintaan yang stabil dari penerbit stablecoin juga dapat menurunkan imbal hasil jangka pendek, sehingga biaya pinjaman pemerintah bisa ditekan.
Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa skema ini berisiko mengurangi fleksibilitas The Fed dalam menetapkan suku bunga dan mengatur likuiditas pasar obligasi.
Dengan Tiongkok dan negara lain yang terus mengurangi kepemilikan mereka atas surat utang AS, kehadiran stablecoin bisa menjadi penyeimbang baru yang mengisi kekosongan permintaan.
Kondisi ini membuka peluang bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal dan efisiensi pembiayaan jangka pendek.
Apakah visi Bessent akan terwujud sepenuhnya masih menjadi tanda tanya besar.
Namun satu hal pasti: stablecoin kini bukan sekadar alat transaksi digital, tetapi juga bisa menjadi pilar penting dalam masa depan ekonomi Amerika Serikat.(*)
Discussion about this post