Jika harga mampu bertahan dan menjadikan area ini sebagai support baru, maka potensi reli parabola sangat terbuka.
Sebaliknya, bila zona ini gagal menahan tekanan jual, koreksi tajam bisa terjadi kembali.
Analis lain, CryptoPatel, melihat adanya peluang breakout dari pergerakan harga Bitcoin yang sempat melonjak dari $110.500 ke $123.293 sebelum akhirnya terkoreksi.
Ia menyoroti level Fibonacci 0.5 di sekitar $110.000 sebagai titik pantulan krusial.
Jika harga mantul dari level ini, Bitcoin bisa menuju $150.000.
Namun, bila support ini jebol, harga berisiko merosot di bawah $100.000.
Dengan demikian, wilayah $110.000 menjadi garis batas penting yang akan menentukan arah tren berikutnya.
Di sisi lain, Crypto Rover menambahkan satu faktor global yang mendukung narasi bullish Bitcoin: lonjakan tajam dalam suplai uang M2 global.
Total suplai uang M2 kini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $95,31 triliun.
Peningkatan likuiditas global seperti ini biasanya mendorong masuknya modal ke aset berisiko tinggi seperti kripto, termasuk Bitcoin.
Fenomena ini memberi dorongan tambahan yang memperkuat kemungkinan reli pasar.
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di $118.079, mencatat kenaikan 1,41% dalam 24 jam terakhir.
Meskipun ada sedikit penurunan dalam satu pekan terakhir, kapitalisasi pasar Bitcoin tetap kokoh di atas $2,34 triliun.
Semua faktor ini — dari countdown halving, lonjakan likuiditas global, hingga pola grafik teknikal — saling berkonvergensi, menciptakan medan sempurna bagi Bitcoin untuk menguji batas tertingginya yang baru.(*)
Discussion about this post