Angka tersebut lebih dari dua kali lipat performa S&P 500 maupun kelompok saham elit “Magnificent Seven.”
“Cuma satu aset yang berhasil melampaui ambang biaya ekuitas 13%,” kata Saylor kepada hadirin, menunjukkan bahwa semakin banyak korporasi mulai menyadari kekuatan kalkulasi ini.
Ke depan, Saylor memproyeksikan pengembalian tahunan majemuk sebesar 28,5% yang secara perlahan turun menuju 21% saat valuasi pasar Bitcoin mendekati ratusan triliun dolar.
Ia memperkirakan volatilitas Bitcoin, yang saat ini berada di kisaran 40%, akan menurun seiring waktu, meskipun tetap lebih tinggi dari indeks volatilitas saham (VIX) yang berada di angka 16.
Namun, ia tidak melihat volatilitas sebagai kelemahan, melainkan sebagai “vitalitas” yang menjadi kekuatan sistem.
“Apa yang akan kalian lakukan dengan keunggulan 21 tahun ini?” tanya Saylor kepada peserta konferensi BTC Prague. “Kalian memiliki informasi yang belum dipahami oleh 99,8% kapital global.”
Ia menyarankan untuk membangun mesin penghasil uang, menyambungkannya ke jaringan Bitcoin, dan terus memperkuat kekayaan secara eksponensial.
Menurutnya, langkah seperti ini bisa mengubah takdir keluarga, komunitas, bahkan umat manusia.
Saylor kemudian merinci tiga strategi utama membangun kekayaan melalui Bitcoin: membeli BTC secara rutin dengan strategi dollar-cost averaging sebesar $50.000 per tahun, menggunakan leverage jangka panjang dengan bunga di bawah 10%, serta membentuk model keuangan perusahaan berbasis Bitcoin yang menjual sebagian kecil ekuitas dengan valuasi premium.
Discussion about this post