Paul juga mengungkap bahwa banyak bank sentral di berbagai negara tampaknya sedang bersiap menghadapi perubahan ini dengan cara memperbesar cadangan emas mereka.
Langkah tersebut, menurutnya, merupakan sinyal jelas bahwa ketergantungan global terhadap dolar mulai terkikis.
Dalam tulisan yang dipublikasikan melalui Birch Gold Group, Paul menjabarkan secara lebih rinci ancaman yang akan datang bagi sistem keuangan dunia berbasis dolar.
“Pada bulan Juli, negara-negara BRICS akan berkumpul di Rio de Janeiro untuk meluncurkan rencana paling ambisius mereka sejauh ini: menciptakan alternatif terhadap sistem keuangan berbasis dolar yang telah menguasai perdagangan dunia selama 80 tahun.”
Ia mengingatkan bahwa perubahan besar terakhir dalam tatanan keuangan global terjadi ketika dolar AS menggantikan poundsterling Inggris sebagai mata uang cadangan utama dunia.
Merujuk pada pergeseran kekuasaan ekonomi tersebut, Paul menulis: “Hari ini, justru dolar yang sedang menuju kejatuhan.”
Ia kembali menegaskan posisi lamanya mengenai pentingnya emas sebagai pelindung nilai dari penurunan nilai mata uang.
“Emas mewakili uang sejati dan jujur yang tidak bisa dimanipulasi atau didevaluasi,” tulisnya sambil mendorong masyarakat untuk mulai mempertimbangkan konversi tabungan pensiun mereka ke dalam bentuk yang didukung oleh emas.
Sementara itu, negara-negara BRICS secara konsisten menolak ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi mereka.
Aliansi ini memang tidak fokus pada pembuatan mata uang tunggal BRICS.















































Discussion about this post