Angka ini justru berlawanan dengan narasi deflasi yang selama ini dikampanyekan, sebagaimana ditunjukkan oleh data dari ultrasound.money.
Dalam hal kontribusi terhadap pembakaran ETH, aktivitas pengiriman ETH biasa mencatatkan jumlah tertinggi dengan 374.298,59 ETH yang telah dibakar sejak awal mekanisme ini diterapkan.
Di urutan kedua, pasar NFT OpenSea membakar 230.051,12 ETH, didorong oleh maraknya transaksi NFT.
Uniswap V2 melalui Router 2 berada di posisi ketiga dengan 226.501,32 ETH yang dibakar. Transaksi USDT di jaringan Ethereum juga menjadi penyumbang besar dengan total 208.769,94 ETH yang terbakar.
Sementara itu, Universal Router dari Uniswap menyumbang 153.525,44 ETH, diikuti Uniswap V3 via Router 2 dengan 124.596,09 ETH.
Metamask Swap Router turut berkontribusi dengan membakar 89.489,95 ETH, dan satu lagi instance Uniswap Universal Router menambah 84.388,61 ETH ke total pembakaran.
Meski ada beberapa momen deflasi yang terjadi selama lonjakan aktivitas jaringan dalam beberapa tahun terakhir, tren kelangkaan yang konsisten masih sulit tercapai.
Sebagian pengamat meyakini bahwa pembaruan di masa depan atau peningkatan permintaan jaringan bisa mendorong ETH kembali menuju deflasi.
Namun, data saat ini memperlihatkan betapa kompleksnya menjaga keseimbangan antara pembakaran, pencetakan koin baru, dan efisiensi jaringan.
Harga ETH pun ikut tertekan dan turun 10,5% dalam sepekan terakhir ke level US$1.601, mengikuti tren pelemahan pasar kripto secara umum.
Untuk saat ini, visi Ethereum sebagai “Ultra Sound Money” masih menjadi proyek yang belum sepenuhnya terwujud.(*)
Discussion about this post