ISTANAGARUDA.COM – Bursa Efek Thailand (SET) secara resmi menerapkan kebijakan darurat dengan melarang sementara aktivitas short selling atas seluruh jenis sekuritas, berlaku mulai 8 hingga 11 April 2025.
Langkah drastis ini diambil sebagai respons atas tingginya gejolak pasar yang dipicu oleh perubahan mendadak dalam kebijakan tarif global.
Keputusan ini diumumkan setelah SET bersama dengan Bursa Berjangka Thailand (TFEX) menyetujui serangkaian tindakan sementara pada Senin malam waktu setempat.
Tujuannya adalah untuk menekan fluktuasi harga yang ekstrem akibat ketidakpastian perdagangan global dan memberikan ruang bagi investor untuk mengevaluasi situasi pasar secara lebih bijaksana, sebagaimana dikonfirmasi dalam laporan Bloomberg.
Pengetatan Aturan Perdagangan Selama Tiga Hari
Sebagai informasi, short selling adalah strategi perdagangan di mana investor meminjam saham untuk dijual dengan harga tinggi, lalu membelinya kembali di harga yang lebih rendah demi meraih keuntungan.
Namun, dalam situasi penuh tekanan seperti saat ini, praktik tersebut dinilai bisa memicu kepanikan lebih lanjut.
Melalui persetujuan dari Dewan Gubernur SET dan diadopsi secara langsung oleh TFEX, kebijakan ini akan berlaku selama tiga hari perdagangan.
Tujuannya tidak hanya untuk menenangkan pasar, tetapi juga untuk menciptakan stabilitas harga di tengah ketidakpastian yang terjadi.
Salah satu kebijakan utama yang diberlakukan adalah penurunan batas fluktuasi harian harga saham.
Untuk saham dan reksa dana di pasar utama SET dan mai, batas gerak harga kini dikurangi menjadi ±15%, dari sebelumnya ±30%. Adapun saham asing, batasnya dipersempit dari ±60% menjadi ±30%.
Discussion about this post