Bukan hanya Abu Nawas saja yang tegang, tapi juga semua pejabat kerajaan yang hadir di istana tampak tegang pula.
Mereka hanya bisa menebak dalam hati tentang maksud dari perintah rajanya itu.
Namun bukan Abu Nawas kalau tak punya akal untuk menghindar dari jebakan Baginda Raja.
Sambil berpikir keras, Abu Nawas membolak-balikkan ayam panggang itu.
Beberapa saat kemudian, Abu Nawas mulai mendekatkan ayam panggang itu tepat di indera penciumannya.
Para hadirin yang datang atas undangan raja mulai bingung dan tidak mengerti apa yang dilakukan Abu Nawas.
Kemudian terlihat Abu Nawas mendekatkan indera penciumannya tepat di bagian pantat daging ayam bakar yang kelihatan sangat lezat itu. Beberapa menit kemudian ia mencium bagian pantat ayam bakar itu.
Setelah selesai mencium pantat ayam bakar itu, kemudian Abu Nawas berkata.
“Jika saya harus memotong paha ayam ini, maka Baginda akan memotong pahaku, jika saya harus memotong dada ayam ini, maka Baginda akan memotong dadaku, jika saya harus memakan dan memotong kepala ayam ini, Baginda akan memotong kepalaku. Tetapi coba lihat, yang saya lakukan adalah mencium pantat ayam ini,” kata Abu Nawas.
“Apa maksudmu, wahai Abu Nawas,” tanya Baginda.
“Maksud saya adalah kalau saya melakukan demikian maka Baginda juga akan membalasnya demikian, layaknya ayam ini. Nah, saya hanya mencium pantat ayam panggang ini saja, maka Baginda juga harus mencium pantat ayam panggang ini pula,” jelas Abu Nawas.
Sontak saja penjelasan Abu Nawas itu membuat suasana yang tegang menjadi tampak tak menentu. Para pejabat yang hadir menahan tawa, tetapi ragu-ragu karena takut dihukum raja.
Discussion about this post