Baginda Raja beserta beberapa pengawai beserta seorang tabib istana, segera menuju rumah Abu Nawas.
Tabib Segera memeriksa Abu Nawas. Sesaat kemudian ia memberi laporan kepada Baginda bahwa Abu Nawas memang telah mati beberapa jam yang lalu.
Setelah meIihat sendiri tubuh Abu Nawas terbujur kaku tak berdaya, Baginda Raja merasa terharu dan meneteskan air mata.
Beliau bertanya kepada istri Abu Nawas.
“Adakah pesan terakhir Abu Nawas untukku?” tanya Baginda.
“Ada, Paduka yang mulia,” kata istri Abu Nawas sambil menangis.
“Katakanlah,” kata Baginda Raja.
“Suami hamba, Abu Nawas, memohon sudilah kiranya Baginda Raja mengampuni semua kesalahannya dunia akhirat di depan rakyat,“ kata istri Abu Nawas terbata-bata.
“Baiklah kalau itu permintaan Abu Nawas,” kata Baginda Raja menyanggupi.
Jenazah Abu Nawas diusung di atas keranda. Kemudian Baginda Raja mengumpulkan rakyatnya di tanah lapang. Beliau berkata di hadapan rakyat.
“Wahai rakyatku dengarkanlah bahwa hari ini aku, Sultan Harun Al Rasyid, telah memaafkan segala kesalahan Abu Nawas yang telah diperbuat terhadap diriku dari dunia hingga akhirat. Dan kalianlah sebagai saksinya,” kata Baginda Raja.
“Syukuuuuuuuur…” kata suara dalam keranda.
Seketika pengusung jenazah ketakukan, apalagi melihat Abu Nawas bangkit berdiri seperti mayat hidup.
Seketika rakyat yang berkumpul lari tunggang langgeng, bertubrukan dan banyak yang jatuh terkilir.
Abu Nawas sendiri segera berjalan ke hadapan Baginda.
“Hamba masih hidup Tuanku. Hamba mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pengampunan Tuanku,” kata Abu Nawas.
Discussion about this post