DENDAM Baginda Raja Harun Al Rasyid untuk untuk menjerat Abu Nawas akhirnya terpenuhis etelah penasihat kerajaan menghadirkan seorang berilmu tinggi untuk menandingi kepiawaian Abu Nawas.
Ilmuwan ini meyakini, pasti masih ada peluang untuk mencari kelemahan Abu Nawas.
Alhasil Abu Nawas terjerembab ke pangkuan siasat sang ilmuwan. Abu Nawas melakukan kesalahan yang bisa menghantarnya ke tiang gantungan atau hukuman pancung.
Benarlah peribahasa yang berbunyi sepandai-pandai tupai melompat pasti suatu saat akan terpeleset.
Kini Abu Nawas benar-benar mati kutu. Sebentar lagi ia akan dihukum mati karena jebakan sang ilmuwan-ulama.
Banyak orang yang merasa simpati atas nasib Abu Nawas, terutama orang-orang miskin dan tertindas yang pernah ditolongnya.
Namun derai air mata para pecinta dan pengagum Abu Nawas itu tak mampu menghentikan hukuman gantung yang akan dijatuhkan.
Sedangkan Baginda Raja menikmati kemenangannya. Belum pernah Baginda terlihat seriang sekarang. Keyakinan orang banyak bertambah mantap.
Hanya satu orang yang tetap tidak yakin bahwa hidup Abu Nawas akan berakhir setragis itu, yakni istri Abu Nawas.
Baginda Raja tahu bahwa ketenangan yang ditampilkan Abu Nawas hanyalah merupakan bagian dari tipu dayanya.
Tetapi Baginda Raja telah bersumpah pada diri sendiri bahwa beliau tidak akan terkecoh untuk kesekian kalinya.
Meskipun di satu sisi, Baginda masih penasaran, mampukah Abu Nawas menghindar dari kematian kali ini.
Sebalknya, Abu Nawas juga yakin, selama nyawa masih melekat maka harapan akan terus menyertainya.
Discussion about this post