Abu Nawas menjawab tidak perlu. Dia hanya butuh 3 butir telur.
Tuan tanah itu bertanya lagi dengan Abu Nawas kapan telur itu akan beranak? Abu Nawas menjawab itu tergantung dengan . keadaan.
Lima hari kemudian, Abu Nawas kembali ke rumah tuan tanah itu. Mengembalikan telur 3 menjadi 5 butir.
Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu. Tuan tanah lalu menanyakan kepada Abu Nawas apakah ia akan meminjam lagi.
Abu Nawas lalu meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengan senang hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.
Lima hari kemudian Abu Nawas datang dengan membawa 3 piring tembikar. Walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetapi hatinya cukup gembira karena dua piring dulu hanya melahirkan 1 anak saja.
Tak mengapa pikir tuan tanah karena bisa saja orang mempunyai anak tunggal bahkan tidak memiliki anak.
Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama-sama senang. Oleh karena itu, tuan tanah meminjamkan uang senilai 1000 dinar. Jumlah ini sangatlah besar, karena bisa membayar gaji sebulan bagi seluruh karyawan.
Tuan tanah itu berangan-angan bahwa uang yang dipinjam Abu Nawas akan diapakai untuk apa, apabila sudah beranak nanti.
Tuan tanah itu menanti dengan tidak sabar. Ditunggu selama iima hari, Abu Nawas tidak kunjung datang.
Hampir satu bulan, Abu Nawas juga tidak datang. Saat tuan tanah akan mendatangi rumah Abu Nawas dengan anak Buahnya, Abu Nawas tiba-tiba datang lebih dulu di rumah tuan tanah.
Mulanya tuan tanah gembira tapi sesudah Abu Nawas menjelaskan persoalannya, bukan main marahnya tuan tanah itu.
Discussion about this post