ISTANAGARUDA.COM – Hari itu puasa Ramadhan menjelang hari keenam. Seperti biasa, Abu Nawas duduk di beranda depan gubuknya sambil menunggu bedug Maghrib tiba.
Sambil memandang langit biru yang mulai nampak senja, Abu Nawas berpikir bagaimana agar dapur rumahnya agar tetap mengepuL.
Sementara itu ada seorang tuan tanah yang rumahnya tak jauh dari rumah Abu Nawas. Sebagai tuan tanah tentu saja mempunyai rumah yang besar. Lengkap dengan seperangkat gudang makanan, lahan peternakan dan kamar.
Hampir setiap orang yang berada di daerah itu bahkan Abu Nawas sendiri bekerja dengan tuan tanah itu. ia bekerja keras setiap hari hari tetapi dengan hasil yang sedikit.
Dan bila meminjam uang padanya maka harus mengembalikan dengan bunga yang sangat tinggi. Dan sebagai tuan tanah, dia mempunyai sifat yang pelit, kikir, tamak dan loba.
Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yang aneh. Bila ia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih. Katanya pinjamannya itu beranak.
Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak.
“Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini,” pikir sang tuan tanah.
Tuan tanah lalu berencna membuat Abu Nawas segera meminjam darinya. Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kapada tuan Tanah itu.
Tuan tanah tentu saja senang memberikan pinjaman kepada Abu Nawas karena pinjaman itu akan menjadi banyak saat dikembalikan. Bahkan tuan tanah itu menanyakan kepada Abu Nawas apakah ingin meminjam yang lain.
Discussion about this post