Baginda segera memerintahkan pengawal untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas berada di hadapan Baginda ia ditanya oleh Baginda Raja.
“Hai Abu Nawas! Benarkah kau telah memukuli penjaga pintu gerbang kota ini sebanyak dua puluh lima kali pukulan?” tanya Baginda Raja dengan sedikit geram.
“Ampun Tuanku, hamba melakukannya karena sudah sepatutnya dia menerima pukulan itu,” jawab Abu Nawas.
“Apa maksudmu? Coba kau jelaskan sebab musababnya kau memukuli orang itu?” tanya Baginda Raja lagi.
“Tuanku. Hamba dan penjaga pintu gerbang ini telah mengadakan perjanjian bahwa jika hamba diberi hadiah oleh Baginda maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Satu bagian untuknya satu bagian untuk saya. Nah pagi tadi hamba menerima hadiah dua puluh lima kali pukulan, maka saya berikan pula hadiah dua puluh lima kali pukulan kepadanya,” jelas Abu Nawas.
“Hai Penjaga pintu gerbang, benarkah kau telah mengadakan perjanjian seperti itu dengan Abu Nawas?” tanya Baginda.
“Benar, Baginda,” jawab si Penjaga pintu gerbang.
“Tapi hamba tidak mengira jika Baginda memberikan hadiah pukulan,” kata si Penjaga.
“Ha ha ha ha ha! Dasar tukang peras, sekarang kena batunya kau!” kata Baginda Raja tertawa setelah memahami semuanya.
“Abu Nawas tidak bersalah, bahkan sekarang aku tahu bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad adalah orang yang suka memeras orang! Kalau kau tidak merubah kelakuan burukmu itu sungguh aku akan memecat dan menghukum kamu!” kata Baginda Raja.
“Ampun Tuanku,” sahut si Penjaga pintu gerbang gemetar.
Discussion about this post