“Mana mungkin Abu Nawas bisa mengalahkan dirinya kali ini,” pikir Abu Jahil dalam hati.
Akhirnya, Baginda menggiring mereka ke tengah aluna-lun istana. Raja dan seluruh rakyat menunggu siapa yang akan menjadi pemenang dalam lomba berburu Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun telah ditiup.
Abu Jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan beiantara. Anehnya, Abu Nawas justru sebaliknya, dia dengan santainya menaiki kudanya sehingga para penonton banyak yang berteriak.
Menjelang sore hari, tampaklah kuda Abu Jahil memasuki pintu gerbang istana. Ia pun mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan dari rakyat yang menyaksikannya.
Di sisi kanan dan kiri kuda Abu Jahil tampak puluhan hewan yang mati terpanah. Abu Jahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya di tengah lapangan.
“Aku, Abu Jahil berhak memenangkan lomba ini.Lihat,binatang buruanku banyak. Mana mungkin Abu Nawas mengalahkanku?” teriaknya lantang yang membuat para penonton semakin ramai bertepuk tangan.
Tidak berapa lama kemudian. terdengar suara kaki kuda Abu Nawas. Semua orang mentertawakan dan meneriakinya karena Abu Nawas tak membawa satu pun binatang buruan di kudanya.
Tapi, Abu Nawas tidak tampak gusar sama sekali. Ia malah tersenyum dan melambaikan tangan. Baginda Raja menyuruh dua orang pengawalnya maju ke tengah lapangan dan menghitung jumlah binatang buruan yang didapatkan dua peserta tersebut.
Dan kesempatan pertama, para pengawal menghitung jumlah binatang hasil buruan Abu Jahil
“Tiga puluh lima ekor keiinci ditambah lima ekor rusa dan dua ekor babi hutan” kata salah satu pengawal.
Discussion about this post