ISTANAGARUDA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah resmi menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia (UI) dalam bidang Kajian Stratejik dan Global.
Gelar tersebut ia raih dengan predikat cumlaude, sebuah pencapaian yang membanggakan dan menegaskan komitmennya dalam dunia akademis.
“Setelah melalui sidang promosi doktor, kami memutuskan untuk memberikan gelar doktor kepada Bahlil Lahadalia dengan yudisium cumlaude,” ungkap Prof I Ketut Surajaya, yang bertindak sebagai Ketua Sidang Promosi Doktor, dalam acara yang berlangsung di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, pada Rabu.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.”
Penelitian tersebut menyoroti beberapa tantangan utama dalam kebijakan hilirisasi nikel di Tanah Air dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
Empat Masalah Utama Hilirisasi Nikel
Bahlil mengidentifikasi empat masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam pengelolaan hilirisasi nikel.
Pertama, ketidakadilan dalam distribusi dana transfer daerah. Kedua, minimnya keterlibatan pengusaha daerah dalam sektor hilirisasi.
Ketiga, terbatasnya partisipasi perusahaan Indonesia dalam sektor hilirisasi bernilai tambah tinggi. Dan keempat, belum adanya rencana diversifikasi pascatambang yang dapat menjamin keberlanjutan industri ini di masa depan.
Discussion about this post