Saat diberi waktu memberi tanggpan atas jawaban tersebut, Gibran mengaku penjelasan Cak Imim agak aneh.
“Ini agak aneh ya. Yang sering ngomong LFP itu timsesnya, tapi cawapresnya nggak paham LFP itu apa. Kan aneh,” sindir Gibran.
Selanjutnya, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan, bahwa ada pihak yang menyebut bahwa Tesla tidak memakai nikel. Hal itu, menurut Gibran, adalah kebohongan publik.
“Tesla itu pakai nikel, Pak. Dan Indonesia itu adalah negara yang punya cadangan nikel terbesar sedunia.
Ini kekuatan kita. Ini bargaining kita. Jangan malah membahas LFP, itu sama saja mempromosikan produknya China, Pak.
Saya nggak tahu ya, Bapak Tom Lembong dan tim suksesnya sering nggak diskusi dengan cawapresnya? Masak Cawapresnya nggak paham. Aneh loh,” papar Gibran lagi.
“Saya jelaskan sekali lagi, Lithium Ferro-Phosphate itu adalah alternatif dari nikel,” imbuh Gibran.
Sementara itu, menanggapi tanggapan Gibran, Muhaimin Iskandar memgaku setuju dengan promosi sumber daya alam Indonesia.
“Saya setuju bahwa potensi sumber daya alam kita harus terus kita promosikan. Tapi harap dicatat, gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya. Buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing. Dan juga yang terjadi korban kecelakaan, di sisi yang lain, pemasukkan dari nikel kita terlalu kecil. Ini yang menjadi pertimbangan,” papar Cak Imin.
“Dan yang paling parah, nikel kita berlebih produknya, sehingga bukan harga tawar kita naik, malah kemudian kita menjadi korban dari policy kita sendiri. Sementara kita, masa depannya menjadi tidak jelas, di sisi lain kita mengorbankan lingkungan dan sosial kita, sekaligus keuntungan yang sangat terbatas bagi negara,” ujarnya lagi.
Discussion about this post