ISTANAGARUDA.COM – Saat Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya, ada dua orang datang bertamu. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir.
Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.
“Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu,” perintah Abu Nawas.
Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu membuat kejutan dan berada di pihak yang benar.
Pada malam harinya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.
“Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak Rumah Tuan Kadi yang baru jadi,” kata Abu Nawas.
“Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?” gumam semua muridnya keheranan.
“Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!” kata Abu Nawas menghapus keraguan murid-muridnya.
“Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau berdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barang siapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu,” lanjut Abu Nawas lagi.
Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Rumah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.
Discussion about this post