Pemuda cerdas ini pun memamparkan sejumlah proyek di Solo di masa pemerintahannya yang tak menggunakan APBD, namun memiliki impact positif kepada masyarakat.
Sebut saja di antaranya membangun masjid dengan menggunakan dana CSR dari Abudhabi. Yang berdampak pada melesatnya pertumbuhan UMKM di Solo, sebagai dampak dari melonjaknya kunjungan wisatawan. Bahkan pada Idul Fitri tahun ini, kunjungan wisatawan ke Solo melebihi Jogya.
Selain itu, ada juga kebun binatang Solo Safari yang dibangun tanpa mengandalkan anggaran pemerintah. Tetapi impact-nya kepada masyarakat cukup besar.
“Jadi yang kita lihat ini Gus, tidak perlu tendensius seperti itu. Kita lihat impact-nya ke warga seperti apa. UMKM meningkat, kesejahteraan meningkat, lapangan pekerjaan terbuka. Itu yang kita lihat, Gus,” ujarnya.
“Pemerataan pembangunan itu sudah terjadi di mana-mana, bukan hanya di Solo. Dan itu fakta loh, Gus. Proyek di Solo sebelum saya menjabat, itu lebih banyak. Fakta itu! Terima kasih,” kata Gibran menutup jawabannya.
Saat diberi kesempatan oleh moderator untuk menanggapi jawaban Gibran, Cak Imin mengklaim pertanyaannya belum dijawab.
“Yang saya tanyakan belum dijawab. Saya itu tanya tips and tricks-nya. Agar investasi ataupun proyek-projek besar bisa di sana. Sebab yang saya lihat itu ada 32 proyek pemeritahan pusat, ada juga berbagai program-program yang luar biasa. Patut kita banggakan,” kata Cak Imin memberi tanggapan.
“Dibandingkan dengan misalnya kota Madium yang hanya 11 persen, Cirebon yang hanya 7 persen. Tasikmalaya. Kita ingin triknya apa, sehigga akses pendanaan pembangunan itu bisa bersifat adil dan merata. Bukan hanya di satu kota, tapi berada di seluruh (Indonesia). Ini yang menjadi catatan saya adalah keadilan dalam melaksanakan APBN. Kalau kita menjadi pemerintah pusat nanti, tugas kita adalah membagi secara adil seluruh proyek-proyek nasional kita,” sambungnya.
Discussion about this post