Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 64 ribu kelompok tani yang siap bermigrasi menjadi koperasi, sehingga rantai distribusi dan produksi pangan dapat lebih terintegrasi dengan sistem koperasi.
“Jadi ada tiga pendekatan dalam pembentukan koperasi ini. Pertama, membangun koperasi baru dari nol. Kedua, merevitalisasi koperasi yang sudah ada. Ketiga, memperkuat serta mengembangkan koperasi yang tengah berjalan,” ungkap Budi Arie.
Selain memperkuat sektor ekonomi desa, koperasi ini juga diharapkan dapat menekan rantai distribusi barang yang selama ini merugikan baik produsen maupun konsumen. “Tujuannya agar harga barang lebih stabil dan lebih terjangkau di masyarakat,” tegasnya.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menambahkan bahwa kebijakan ini akan dibarengi dengan revisi regulasi terkait pemanfaatan dana desa, sehingga koperasi dapat berjalan lebih efektif. Ia juga menegaskan bahwa pembangunan ekonomi desa harus menjadi prioritas dalam kebijakan pemerintah ke depan.
“Fokus utama dari Koperasi Desa Merah Putih adalah memastikan desa-desa maju dan berkembang dengan baik. Kita akan membangun desa demi membangun Indonesia yang lebih kuat,” pungkasnya.
Dengan hadirnya Kop Des Merah Putih, pemerintah optimis bahwa perekonomian desa akan semakin kuat, sistem distribusi pangan lebih efisien, dan kesejahteraan masyarakat pedesaan meningkat secara signifikan.
Program ini akan terus dikawal agar implementasinya berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi rakyat.(*)
Discussion about this post