Menurutnya, Polri telah menyediakan berbagai wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik, termasuk melalui seni seperti stand-up comedy.
“Kami ada stand up comedy. Bagaimana dengan segmen-segmen komunitas-komunitas itu bisa memberikan masukan melalui kritik,” ungkapnya.
Trunoyudo juga menegaskan bahwa kritik yang datang dari masyarakat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja kepolisian.
“Terutama pada Polri yang berangkat dari suatu kecintaan para komunitas-komunitas ini melalui ekspresinya masing-masing dan kami sangat menghargai ekspresi itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Band Sukatani sempat mengunggah permohonan maaf kepada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dan institusi Polri melalui akun Instagram resmi mereka, @sukatani.band, pada Kamis (20/2).
Permintaan maaf ini terkait dengan lagu berjudul Bayar Bayar Bayar yang sempat viral di berbagai platform media sosial.
“Memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar, yang liriknya bayar polisi, yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial, yang pernah saya upload ke platform Spotify, yang sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum Kepolisian yang melanggar peraturan,” ujar Alectroguy, gitaris Sukatani, dalam unggahan tersebut.
Dengan ajakan Kapolri agar Sukatani berperan sebagai duta Polri, diharapkan kritik terhadap kepolisian dapat lebih konstruktif sehingga berkontribusi pada perbaikan dan peningkatan profesionalisme institusi kepolisian di Indonesia.(*)
Discussion about this post