ISTANAGARUDA.COM – ByteDance, perusahaan induk TikTok, memiliki tenggat waktu hingga 5 April 2025 untuk menjual kepemilikannya kepada perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, sesuai dengan perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang diumumkan awal pekan ini.
Meskipun aplikasi tersebut masih dapat digunakan di AS, TikTok telah dihapus dari App Store dan Google Play.
Banyak pihak yang tertarik membeli TikTok, namun salah satu anggota dewan ByteDance percaya bahwa masih ada kemungkinan untuk mempertahankan kepemilikan aplikasi ini tanpa harus menjualnya.
Bill Ford, ketua sekaligus CEO firma ekuitas General Atlantic dan anggota dewan direksi ByteDance, merasa optimis bahwa raksasa teknologi asal Tiongkok ini dapat mencapai solusi kompromi untuk tetap mengendalikan TikTok tanpa harus melepaskan kepemilikannya ke entitas Amerika Serikat.
Optimisme Ford didasarkan pada kabar bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sedang menjalin diskusi terkait hal ini.
Menurut Ford, “perubahan kepemilikan dalam bentuk tertentu” bukanlah hal yang mustahil bagi TikTok.
Namun, ByteDance saat ini sedang berupaya keras mencari cara agar tetap bisa beroperasi di Amerika Serikat tanpa harus menjual perusahaan tersebut.
Meski begitu, masih menjadi tanda tanya besar bagaimana ByteDance dapat mewujudkan hal ini, mengingat undang-undang yang disahkan awal tahun ini secara tegas mengharuskan penjualan kepada perusahaan berbasis di AS.
Kompromi yang Ditunggu-tunggu
Diskusi antara pemimpin kedua negara dianggap sebagai peluang kunci dalam menemukan jalan tengah.
Discussion about this post