“Jadi ini salah satu format bagaimana program Mustika Mesem bisa memberikan sapaan kepada mereka yang terindikasi stunting tapi juga memberikan penyapaan kepada mereka yang di dalam data di desa itu kategori miskin ekstrem,” jelas Khofifah.
Sementara itu, Mustika Darling menitikberatkan pada upaya pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan yang dilaksanakan oleh kader Muslimat NU di berbagai daerah.
Dalam setiap pengajian, para kader Darling akan memilah hingga membersihkan sampah di sekitar lingkungan.
“Kalau setiap ranting kemudian tiap anak cabang dan tiap cabang melakukan hal yang sama dan itu bisa diikuti oleh yang lain saya rasa problem penumpukan sampah di berbagai daerah relatif akan bisa diminimalisir,” tambah Khofifah.
Kongres XVIII: Momentum Besar di Surabaya
Tak hanya membahas program, audiensi ini juga menjadi kesempatan untuk mendiskusikan persiapan Kongres XVIII Muslimat NU yang dijadwalkan berlangsung pada 11-16 Februari 2025 di Kota Surabaya.
Khofifah mengungkapkan bahwa kongres ini akan menjadi acara besar yang dihadiri ribuan delegasi dari seluruh Indonesia.
“Kami sowan Pak Presiden mohon kerawuhan beliau pada pembukaan Kongres yang insyaallah akan dilaksanakan pada 12 Februari bulan depan, dihadiri oleh 532 cabang, lalu 11 pimpinan cabang istimewa, 37 PW (Pengurus Wilayah),” kata Khofifah.
Pertemuan tersebut mencerminkan sinergi yang erat antara pemerintah dan Muslimat NU dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat.
Dukungan Presiden Prabowo terhadap program-program ini menjadi semangat baru dalam menyambut agenda besar Muslimat NU di tahun 2025.(*)
Discussion about this post