Investigasi Mendalam dan Spekulasi Penyebab
Kementerian Transportasi Korea Selatan segera mengumumkan rencana untuk memeriksa seluruh 101 unit Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai lokal, termasuk 39 unit milik Jeju Air.
Selain itu, mereka akan meninjau standar keselamatan di maskapai tersebut. Pejabat senior kementerian, Joo Jong-wan, mengonfirmasi bahwa perwakilan dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) dan Boeing akan bergabung dalam investigasi di Korea Selatan.
Joo juga menyebutkan bahwa struktur pagar beton di Bandara Muan, tempat kecelakaan terjadi, akan menjadi fokus penyelidikan.
“Kami tengah mempelajari apakah material yang lebih ringan seharusnya digunakan untuk pagar tersebut agar tidak menimbulkan dampak fatal,” ujarnya.
Struktur serupa juga ditemukan di bandara lain di Korea Selatan, serta sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Spanyol, dan Afrika Selatan.
Menurut analisis video kecelakaan, pesawat tampak tidak menggunakan flap atau slat untuk memperlambat laju, yang mengindikasikan kemungkinan kerusakan hidrolik.
Pilot juga tidak sempat menurunkan roda pendaratan secara manual, yang menunjukkan waktu respon yang sangat terbatas.
John Cox, mantan pilot maskapai dan CEO Safety Operating Systems, mengatakan bahwa meskipun pesawat tampak dalam kendali, kerusakan besar dan korban jiwa bisa saja diminimalkan jika pagar beton tidak terletak terlalu dekat dengan landasan.
Krisis Politik Memperburuk Situasi
Kecelakaan ini terjadi di tengah gejolak politik di Korea Selatan. Pemakzulan Presiden Yoon dan Perdana Menteri Han menciptakan kekosongan kepemimpinan yang berdampak pada penanganan bencana.
Discussion about this post